Sisa Hujan Bulan Desember

Jan 6, 2015

Sisa Hujan Bulan Desember


From : www.thewallpapers.org


Tik.. Tik.. Tik.. Begitu katanya bunyi hujan di kala ia mulai turun. Siapa sangka bunyi itu bisa menggelegar buat suara kita jadi parau?
Jika ia semakin mengamuk, suaranya akan jadi BYARRR! Kepalaku lantas tertunduk dibuatnya. Ssstt.. Jangan bilang-bilang, aku malu pada hujan. 

Tik.. Tik.. Tik.. Begitu katanya bunyi hujan di kala ia mulai turun. Seperti suara protes yang parau dari mulut sang komandan. 
Jika ia semakin mengamuk, suaranya akan jadi BYARRR! Kututup wajahku mendengar protes parau itu. Ssstt.. Jangan bilang-bilang, aku malu padanya.

Tik.. Tik.. Tik.. Begitu katanya bunyi hujan di kala ia mulai turun. Seperti suara pekikan tawa para pasukan ketika burung-burung membawa kabar parau.
Jika ia semakin mengamuk, suaranya akan jadi BYARRR! Kututup telingaku mendengar pekikan tawa itu. Ssstt.. Jangan bilang-bilang, aku malu padanya.

Tik.. Tik.. Tik.. Begitu bunyi hujan di bulan Desember. Mengawali orkestra musik bernada minor. Mengantarkan diri pada sebundel cerita buram.
Dan perlahan-lahan, waktu berjalan.
Jika ia semakin mengamuk, suaranya akan jadi BYARRR! Kututup bukuku tentang hujan di bulan Desember. Ssstt.. Jangan bilang-bilang, aku malu pada hujan di bulan Desember.


Selamat datang, Januari!
Ssstt.. Diam-diam hujan tetap mengeluarkan gaungnya.
Hujan, jangan berisik! Sekarang kamu hanyalah hujan sisa bulan Desember!



Rawajati, 5 Januari 2014