Risa(u)lah Ruki

Mar 14, 2012

Risa(u)lah Ruki


Namanya Ruki. Ia datang kemari bersama anaknya, Ruka. Ia dan anaknya adalah penduduk asli dari sebuah kampung yang sangat tersembunyi di bawah tanah kutub utara. Begitu tersembunyi, pintu masuknya pun sampai sekarang masih menjadi misteri para peneliti hal-hal misterius di dunia. Ia bersama warga lainnya hidup tanpa pakaian. Tapi jangan anggap mereka kaum nudist.

Suatu hari, kampung itu didatangi oleh manusia-manusia modern. Warga sentak keheranan. Siapa mereka? Mengapa tubuh mereka ditutupi oleh kain? Padahal tidak indah sekalipun dilihat. Entah apa tujuan manusia-manusia modern itu datang kesana. Yang pasti, tidak untuk meneliti ataupun datang sebagai petualang. Mereka datang untuk mencari korban.

Manusia-manusia modern dengan sengaja membuat sebuah kontes model untuk masyarakat asli kampung tersebut. Pertama-tama mereka memberikan doktrin-doktrin berbahaya tentang pentingnya penampilan bagi seorang wanita. Karena itu, penampilan adalah nomor satu. Alhasil, masyarakat kampuang tersebut, khususnya kaum hawa, terpengaruh dengan begitu mudahnya. Kontes model dilaksanakan. Ruki menjadi salah satu kontestan. Ia berhasil berlenggak lenggok dengan kain yang digunakan seadanya. Dan, betapa keberuntungan memang berpihak padanya. Ruki pun dinobatkan sebagai pemenang. Dan ia diberi hadiah uang senilai lima ratus juta rupiah. Wow, betapa bahagianya dia, walaupun sebenarnya ia tak mengerti apa arti dari kertas-kertas kecil yang memenuhi koper yang ada di depannya sekarang. Selain itu, ia juga mendapatkan liburan gratis di Jakarta selama satu bulan penuh.

Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Ruki berpamitan dengan keluarganya menggunakan salam ala masyarakat kampung tersebut. Saling berpunggungan sambil menggoyangkan pantat masing-masing. Lalu, ia berangkat bersama anaknya yang masih balita dan orang-orang modern menuju Jakarta, kota yang didamba.

Setibanya di Jakarta, Ruki begitu gagap. Gagap segalanya. Oh ya, aku lupa menceritakan bahwa Ruki dan anaknya dibekali beberapa pasang baju pemberian dari orang-orang modern yang memberinya hadiah. Ruki dan anaknya ditempatkan di sebuah apartemen mewah khas perkotaan. Dan ia pun langsung diperkenalkan dengan beberapa perempuan khas perkotaan.

Sebagai warga baru, tentunya Ruki belajar memahami bagaimana sebenarnya masyarakat di kota-kota besar seperti ini. Ruki pun belajar dari teman-teman yang ia jumpai dalam beberapa waktu. Ia melihat baju-baju yang dikenakannya, tak lupa, ia juga melihat label baju yang tertera di kerah baju. Dan ia juga memperhatikan barang-barang yang dibawa teman-temannya.

Dalam waktu tidak lebih dari seminggu, Ruki telah berubah, layaknya Usagi yang hanya dengan berkata "Berubah!" lalu ia bisa berubah menjadi Sailor Moon dengan dua telur di kepalanya. Ternyata selama ini ia diam-diam pergi ke mall-mall dan butik-butik besar yang ada di Jakarta. Fashion-fashion mulai dari pakaian, tas dan sepatu berlabelkan Zara, Vogue, Marc Jacobs, Louis Vuitton dan lain-lain dibelinya dengan cuma-cuma. Tak lupa ia juga mampir ke pusat pertokoan barang-barang elektronik untuk membeli Blackberry Bold Touch 9900 seharga enam juta lima ratus ribu rupiah. Dan barang-barang pergaulan yang lain.

Selain itu, hampir setiap hari Ruki mengunjungi resto-resto ternama di Jakarta. Tak lupa, ia update status lewat smartphone terbarunya, "@ Starbucks Cafe, yuk ah kita santai-santai ngopi sambil ngeceng cowok-cowok kece". Dan begitulah terus sehari-harinya selama ia di Jakarta. Sampai-sampai ia pun berhasil melupakan anaknya demi sebuah eksistensi diri.

Hari ke-29, ia tetap bepergian kesana kemari mengelilingi kota Jakarta, menghabiskan uang. Namun tak disangka-sangka, apartemennya dimasuki oleh sekomplotan pria bertopeng. Pria-pria bertopeng itu mengambil semua barang-barang yang dimiliki Ruki dan anaknya. Tak lupa, pakaian dalam pun diambilnya. Dan semua barang di apartemen itu lenyap seketika. Termasuk rambut Ruka, yang tadinya lebat, menjadi hanya jambul kecil di depan. Ternyata komplotan pria bertopeng itu pun berhasil mencukur rambut Ruka, sampai yang tersisa hanya jambul di depan.

Dan di luar, Ruki yang sedang asyik berjalan-jalan pun ditangkap oleh sekomplotan pria yang juga bertopeng. Ia dibawa ke sebuah rumah kosong, lalu diperkosa. Ruki yang tidak tahu bahwa ia sedang diperkosa, malah menikmati setiap dorongan-dorongan yang diberikan si pria bertopeng. Ia menjadi teringat lelakinya di kampung yang pernah melakukan hal yang sama terhadapnya sehingga hadirlah Ruka. Ia mendesah tanpa henti. Dan tanpa disadarinya, ketika ia sedang bergumul dengan salah satu pria bertopeng yang dinikmatinya itu, semua barang-barang bawaan Ruki diambil oleh pria-pria bertopeng lainnya. Termasuk pakaian yang digunakan Ruki hari itu. Ketika mereka selesai bergumul, Ruki langsung tertidur. Dan ketika ia terbangun, Ruki begitu kaget melihat semua barang-barangnya hilang, termasuk pakaian dan smartphonenya.

Ruki bingung, bagaimana caranya ia pulang. Padahal tadi dia sudah menyisakan satu lembar seratus ribu untuk ongkos dia pulang ke apartemen. Karena besok ia dan Ruka akan dijemput untuk pulang kembali ke kampungnya. Tapi apa lacur, uang lima ratus juta ludes tanpa jejak sedikit pun. Akhirnya ia berjalan menuju apartemennya tanpa pakaian. Semua orang menganggapnya biasa, mungkin Ruki dikira sebagai orang gila yang berkeliaran di jalan. Sesampainya di apartemen, Ruki dibuat kaget kembali. Semua barangnya hilang. "Benar-benar, uang lima ratus jutaku hilang tanpa jejak.." Kekagetannya pun bertambah histeris ketika ia melihat Ruka yang tidur dengan dua jambul di depannya. Ruki menangis sambil memeluk Ruka. Mereka tertidur bersama.

Keesokan harinya, Ruki dan Ruka menunggu sekelompok manusia modern yang dulu membawanya ke tempat ini. Sampai malam ditunggunya, namun tak kunjung datang. Ruki bingung, Ruka menangis. Sampai pada akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu apartemen. Begitu gembira Ruki dan Ruka, itu pasti mereka si orang-orang modern, mereka pasti akan mengembalikan aku dan Ruka ke kampung, pikir Ruki dalam hati. Dibukanya pintu apartemen, kecewa ia melihat yang datang bukanlah sekelompok orang modern yang ia nanti-nanti, melainkan petugas apartemen.

"Maaf, Bu. Waktu sewa kamar sudah habis, silahkan keluar dari apartemen ini. Kecuali kalau Ibu sanggup membayar lagi harga sewa apartemen."

Ruki pasrah. Tak ada lagi yang bisa dilakukannya. Ia keluar bersama anaknya. Ia berjalan kesana kemari sambil menggendong Ruka. Dan, sampai akhirnya mereka tertangkap media. Di media itulah akhirnya Ruki mengeluarkan keluh kesahnya. Ia bercerita panjang lebar di media itu, sampai muncullah tulisan berjudul, "Risa(u)lah Ruki: Aku ditipu.." Dan sejak itu, foto Ruki bersama Ruka lengkap dengan kisahnya tersebar ke seluruh pelosok dunia, menjadi sebuah kisah motivatif yang dicari-cari.