Kapak (Dewi Linggasari)

Oct 11, 2011

Kapak (Dewi Linggasari)


Kapak, sebuah simbol pertahanan hidup dalam lingkaran kekerasan. Yowero, seorang Asmat sejati. Tumbuh dewasa dalam lingkaran tradisi Asmat yang begitu kerasnya. Ia ikut serta tertusuk-tusuk duri manakala ikut serta kedua orangtuanya pergi mencari sagu di kejamnya hutan untuk kelangsungan hidup hari ini.

Hari hari dilewatinya dengan berbagai macam tontonan kekerasan. Mulai dari penganiayaan sampai pembunuhan. Namun, peradaban terus berjalan. Membuat Kampung Buetkuar, kampung kelahiran Yomero semakin terpengaruh peradaban. Bagai kaset kosong yang diisi rekaman orasi orang perorang melalui tape recorder, sehingga kaset kosong itu pun berisi tanpa disaring.

Buetkuar tidak menjadi Buetkuar yang dulu. Tingkah laku warga Buetkuar berubah sehingga keadaan Buetkuar semakin mencekam. Prostitusi di mana-mana, pembunuhan di mana-mana. Kampung primitif mendadak modern.

Tak dapat dipungkiri, setiap anak tumbuh dewasa sesuai dengan apa yang dilihatnya di lingkungan sekitar. Jika Yowero tumbuh dengan tontonan kekerasan, bukan suatu hal yang tidak mungkin Yowero akan dengan lihai mempraktekkan segala macam bentuk kekerasan yang pada akhirnya menjebloskan Yowero ke balik jeruji besi.

***********

Dengan mengangkat tema salah satu kebudayaan Indonesia yang masih bisa dikatakan primitif. Walaupun sampai sekarang saya tidak pernah tahu di mana Kampung Buetkuar. Novel ini menggambarkan betapa kerasnya kehidupan di wilayah pedalaman seperti Suku Asmat. Saya jadi teringat konflik yang sedang terjadi di wilayah Ilaga, Papua. Media-media menggambarkan betapa mencekamnya suasana di wilayah tersebut. Beberapa warga masih berkeliaran sambil membawa alat-alat perang tradisional.

Modernisasi memang membabi buta, namun tetap saja kita tidak bisa begitu saja lepas dari tradisi yang turun temurun dari leluhurnya. Saya yakin, setiap daerah khususnya daerah pedalaman pasti memiliki adat dan tradisi yang unik. Dan keunikan tradisi itu pasti akan selalu bertegangan dengan modernisasi yang membabi buta.