Penyembah Belatung Gigi

Feb 28, 2011

Penyembah Belatung Gigi


Aku adalah penyembah gigi yang sakit.

Karena sakit, aku jadi penyembah dikala sehat ku abaikan. Aku bebas.

Tapi kau harus bertanggungjawab, karena gigiku begitu pilu. Menangis tercerai berai.

Apa aku didakwa seperti bakteri dan belatung gigi?

Kau seperti belatung hitam jahat. Gerogoti tiap lapis, menunggu busuk. Bangsat!

Aku hanya lapar, itu saja. Kau seharusnya memujiku. Dikala sakit itu menderu, rohku hadir menjamah tiap lapisan. Busuk adalah aromaku, wewangian setajam rindu dupa.

Padahal sesajen telah kusaji, namun kau tetap menjamah tubuhku. Tak peduli rupa tampan roh mu. Aku terusik. Enyah kau!

Sesajenmu tamu muslihat berjeda. Tak kuterima jika itu hatimu dan semakin kau kuusik. Maka, gemukkanlah aku.

Persembahanku untukmu telah terlampau batas. Aku bukan kaum marjinal yang seenaknya bisa kau kentuti.

Munafik! Kau membunuhku!

Membunuhmu? Kau pikir siapa yang menjamah tubuhku sampai tinggal tulang belulang? Ingin rasanya aku rampas topeng penuh pedang itu.

Bagiku itu bukan membunuh, karena kau menikmati nyerinya hampir setiap hadir dalam kesengsaraan puja laknat kau kudekap.

Bukan dekap, tapi bekap. Sampai titik embus hilang. Ah.. Aku selalu berdia, agar kau dilahap sekumpulan ulat bulu hingga hanya jiwa busukmu yang berdiri tegak.

Doamu kering sungguh. Keringat nanah diminum jadi pelega. Yang busuk yang ada padaku hakekatnya kembali ke busuk. Tanah busuk, buah busuk, nabi busuk, Tuhan busuk.

Kekuatannya hanya busuk. Kuasai lubang hasrat tanpa titik puas. Aku bukan gerwani yang pasrah pada penis busukmu.

Tanpa aku, kau kosong dan limpung lupa arah. Puja puji aku dengan erangan kesakitan penuhi kantong-kantong sperma. Benih belatung penebar wangi busuk.

Dunia gila! Kutemukan kepalaku tertusuk duri di gurun kaktus, tangan-tanganku terjerat daun rimba di puncak Gunung Himalaya, perut dan dadaku sebentar lagi tenggelam dalam rawa pening, kedua kakiku meronta-ronta kepedihan di mulut buaya. Aku sesat! Sesat dalam penyembahanku padamu, wahai belatung gigi..