Distopia Tanda Tanya

Apr 23, 2011

Distopia Tanda Tanya


Teruntuk kalian..

Bermimpi memang bukanlah suatu hal yang buruk. Namun, bermimpi suatu hal yang terlalu muluk-muluk pun kurasa terlalu berlebihan. Sadarkan kalian akan apa yang kalian impikan? Seperti bermimpi turun hujan di tanggal 30 Februari.

Impian bukan berarti obsesi. Begitupun obsesi bukan berarti impian. Sudahkah kalian tahu apa yang kalian impikan dan apa yang menjadi obsesi kalian?

Aku tahu, betapa indah dan mulianya impian kalian. Sebuah teriakan "Lestarikan!" menjadi modal utama yang kalian miliki. Namun, sadarkah kalian? Sebuah kata "memaksa" tergurat jelas di kening masing-masing dari kalian. Tak lupa, kontradiksi pun tersirat jelas di sana. Kontradiksi seolah-olah berdiri gagah menunjukkan eksistensinya di gerbang dunia milik kalian sendiri.

Aku tahu, beberapa pihak memang menginginkan kalian ada di sana. Tapi bukankah kalian hanya akan menjadi sebuah lelucon bagi para pihak-pihak tersebut yang tahu betul carut marutnya dunia kalian? Mungkin saja mereka layaknya para penipu ulung. Berkedok saat berhadapan dengan kalian. Kata manis nan bual sudah mereka hafal. Mungkin juga mereka tertawa dan berkata pada kalian, "Haha.. Hanya itu ternyata yang mereka bisa. Itu sih hal yang mudah. Ah, merepotkan saja!"

Bukan perlawanan dan juga bukan berontak yang diperlukan di sini. Namun, kesadaran kalian. Kesadaran akan kata kelayakan, kepekaan, dan kemampuan. Layakkah kalian membangun sebuah dunia baru yang katanya harus memiliki nilai yang tinggi? Pekakah kalian bagaimana keadaan di dunia luar sana? Sudahkan kalian menyelaraskannya? Mampukah kalian membangun sebuah pilar baru dalam dunia yang penuh dengan kontradiksi dengan dunia luar?

Wahai kalian, para pemimpi.. Bukankah dunia yang kalian ciptakan adalah dunia yang abstrak? Dunia yang hanya bisa dimengerti oleh kalian, tanpa bisa dimengerti oleh boneka-boneka bermesin di dunia luar sana. Dunia dengan gambaran gelap tentang masa depan. Dunia yang jauh dari ideal. Distopia?